Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Bom Waktu

  • Kamis, 28 April 2011
  • Aprillia Handini
  • Label: , ,
  • Aku merasa minggu – minggu belakangan ini adalah minggu penuh tekanan, ya secara aku sendiri merupakan mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Dulu,  Cuma diceritain gimana sih orang skripsi itu, harus gini harus gitu. Yah, karena baru sekedar cerita, aku tidak begitu menanggapinya secara serius. Lalu ngeliat saudara sepupu yang lagi skripsi juga, awalnya yah biasa aja. But now I know..

    Mungkin, menurut kalian berbeda, tapi menurut ku skripsi seperti bom waktu. Kalau kamu ga menjinakan bom itu sebelum waktu habis, bom tersebut akan meledak. Sama halnya dengan skripsi, kalau kamu ga menyelesaikannya sebelum deadline yang diminta, itu akan meledakkan diri sendiri melalui tekanan yang ada. Hmmm, mungkin analoginya kelihatan sadis. Tapi, ya, itulah yang memang sedang kurasakan.

    Aku merupakan orang yang ga mau nunda pekerjaan, tapi anehnya selalu berakhir dengan dadakan. Yaah, kalau dipikir sih, tiap kali ada rintangan di tengah jalan yang udah bikin stres, pasti berhenti sebentar. Sama halnya dengan skripsi ini, untuk pembuatan proposalnya pun, aku kerjain dari awal, tapi berhenti di tengah – tengah, dan satu minggu sebelum deadline dikumpulkan baru bimbingan. So, H – 1 deadline baru nge revisi dari bab 1 – 3 dengan waktu tidur hanya 3 jam. Hari itu adalah hari yang paling melelahkan dan tertekan di dalam hidupku. Tapi, satu hal yang menyenangkan adalah support dari kedua orang tuaku dan sahabatku.

    Masuk ke skripsi, tekanan lebih besar lagi, baik tekanan dari luar ataupun dari diri sendiri. Tekanan yang aku dapat dari luar adalah  dari orang tua yang mau anaknya cepat lulus dan tekanan dari melihat beberapa teman yang sudah lulus duluan. Sebenarnya tekanan yang berasal dari diri sendiri juga bersumber dari luar. Dalam diri selalu berkata, “ayo kamu bisa, kamu harus selesai sebelum mendekati  deadline. Masak kamu bisa ketinggalan sih”. Hmmm, mungkin bisa dikatakan ini hal yang positif. Tapi, ketika pikiran penat ngerjain revisian yang ga selesai – selesai, tekanan pikiran dari orang tua, ditambah tekanan diri sendiri plus dengan masalah yang ada, benar – benar jadi bom yang siap ledak.

    Untungnya bom ini masih bisa aku jinakkan. Hhhmmmm,, tinggal sms teman, ngajak jalan – jalan ngabisin waktu atau ke toko aksesoris, kalo ga ada teman yah, seperti orang ilang deh alias kelayapan sendiri. Dan satu hal yang baru aku sadari, kalau sudah sampai puncaknya bom akan meledak, pasti potong rambut, cari suasana baru. Hahahaha, bisa dibilang aku ini memang aneh. Tapi ga Cuma aku aja yang bisa jinakin bom waktu ku sendiri, tiap orang punya cara sendiri – sendiri untuk menjinakkan bom waktunya.

    Di saat bom akan meledak, satu hal yang menyenangkan, kembali adalah selalu ada support buat aku.
    Sampai hari ini, skripsi sedikit membuat aku lega bernafas, ketika pembimbing ku berkata, “Ya, ini punya mu hampir jadi koq”. Wah rasanya seperti waktu berhenti sebentar untuk menunda bom yang siap meledak. Walaupun begitu, waktu hanya akan berhenti sejenak, karena bom belum sepenuhnya mati.

    Sampai sekarang, aku sendiri pun belum tahu bisa menjinakkan bom ini atau tidak sebelum tanggal 18 Mei 2011 ini. Aku ga pernah berkata “iya, aku bisa” karena dalam diri ku sendiri, aku masih  ragu apa aku bisa. Satu hal yang aku sadari saat ini, support dari kalian sungguh berharga, walaupun aku tidak berkata “iya, aku bisa” tapi aku berkata “iya, aku bisa, karena Tuhan dan  support dari kalian”.

    0 komentar:

    Posting Komentar